top of page
sejarah1.png

Sejarah

Sekolah Tri Ratna

03.jpg

Bangunan awal sekolah ketika dikunjungi salah satu pendiri yaitu Bapak Lam Tjan Yauw bersama keponakan.

Namun, tidak demikian halnya bagi Ibu Sriwati Setiawan, dengan pengalamannya mendirikan sekolah, ia tergerak untuk mendirikan sekolah baru yang bercirikan agama Buddha. Ketika itu, sekitar tahun1982, ia berhasil mengajak sejumlah temannya untuk mendirikan Yayasan Pendidikan Buddhis Tri Ratna. Yayasan ini diketuai oleh Bapak Widjaja Lesmana, yang merupakan suaminya sendiri. Wakil ketuanya Bapak Slamet Handojo (almarhum) yang merupakan suami dari Ibu Lenny Lisawati, (Kepala TK Tri Ratna yang ke-2), kemudian Sekretaris Yayasan adalah Bapak Zacharias Santoso dan bagian Administrasi Yayasan ditangani oleh Bapak Lam Tjan Yauw. Secara resmi Yayasan berdiri pada tanggal 21 Juni 1982, namun kegiatan-kegiatannya telah dimulai dari tanggal 15 April 1982.

04.jpg

Penanaman pohon bodhi oleh Ibu Sriwati Setiawan di Sekolah, saat ini pohon bodhi berada di lapangan TK.

06.jpg

Staf pengajar TK & SD dan karyawan, 5 mei 1983.

Kemudian pada awal tahun 1986 mulai dibangun gedung sekolah permanen berlantai empat. Kegiatan belajar mengajar sementara dipindahkan di gedung sewaan di jalan TSS Gg. Budi. Setengah tahun kemudian, gedung baru mulai ditempati, meskipun proses pembangunan belum selesai sepenuhnya.

08.jpg

Beberapa pendiri Sekolah Tri Ratna sedang berfoto dengan para donatur saat peresmian Laboratorium Bahasa.

09.jpg

Pembangunan gedung sekolah Tri Ratna yang berada di belakang gedung utama, tahun 1995.

Pada tahun 2017, Sekolah Tri Ratna mulai melakukan renovasi gedung untuk memberikan warna baru dan membuat lingkungan sekolah tampak lebih modern. Dimulai dari lingkungan TK hingga terakhir direnovasi adalah bagian fasad gedung. Pada tanggal 26 Mei 2021, bertepatan dengan hari Waisak 2565 TB, gedung sekolah pasca renovasi diresmikan oleh YM. Aryamaitri Mahastawira.

01 Fasad Gedung S.jpg

Foto fasad gedung sekolah pasca renovasi, 26 Mei 2021.

Di tahun 2021,

di bawah manajemen baru, Bapak Gunawan Efendi sebagai ketua yayasan, unit SMK melebarkan sayapnya dengan menambahkan jurusan baru yaitu kompetensi keahlian bidang multimedia. Dengan lahirnya jurusan ini, sekolah menambahkan fasilitas baru seperti, ruang laboratorium multimedia dengan teknologi yang tinggi serta ruang fotografi dan podcast.

Sekitar 40 tahun yang lalu,

ketika agama Buddha perlahan-lahan mengalami perkembangan, banyak orang merasa kurangnya lembaga pendidikan yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dalam memperoleh pendidikan agama Buddha sesuai dengan agama yang dianut.  Mendirikan sebuah sekolah bukan merupakan pekerjaan yang ringan dan tidak banyak orang yang mau bersedia berkorban untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

01.jpg

Bhante Win menggunting pita tanda peresmian Sekolah Buddhis Tri Ratna disaksikan siswa dan guru.

Pada mulanya Yayasan membeli sebuah rumah tinggal di atas sebidang tanah berukuran 392 m2, di jalan Talib I no 35. Pada tahun ajaran pertamanya, tahun ajaran 1982-1983, langsung dibuka tiga unit sekolah, yaitu TK, SD, dan SMA. Ada 6 kelas TK, 3 kelas SD dan 2 kelas SMA. Kegiatan belajar mengajar di TK dan SD yang dikepalai oleh Ibu Sriwati Setiawan dimulai pada pagi hari, sedangkan SMA yang dikepalai oleh Bapak Zacharias Santoso dimulai pada siang hari. Pada tahun pertamanya ini, jumlah murid seluruhnya 245 orang dengan 21 guru.

Pada tahun kedua,

Yayasan membeli 2 rumah lagi di belakang dan samping bangunan yang telah ada, sehingga luasnya menjadi 1015 m2. Bangunan tersebut disatukan dengan bangunan yang telah ada dan direnovasi agar dapat menampung jumlah siswa yang semakin meningkat. Di tahun ini (1983), dibentuk unit SMP Tri Ratna yang membuka 1 kelas siang dengan jumlah 18 murid yang dikepalai oleh Bapak Indra Karmali.

07.jpg

Bapak Zacharias Santoso sedang membagikan tumpeng pada acara ulang tahun ke-8 Sekolah Tri Ratna.

Pada tahun 1987-1988,

dengan manajemen baru di bawah Bapak K. Wijaya Mukti sebagai Koordinator sekolah, kegiatan belajar mengajar dialihkan ke pagi hari. Kemudian di tahun berikutnya 1988-1989 mulai dibuka unit baru, yaitu SMEA siang yang dikepalai oleh Bapak T. Suryanto S.E. dengan jumlah siswa baru sebanyak 12 orang.

Di tahun 1992,

pada usianya yang ke-10, jumlah siswa Sekolah Tri Ratna dari kelima unit mencapai 1000 siswa. Di tahun ini juga, area sekolah juga bertambah dengan dibebaskannya tanah seluas 149 m2. Kemudian pada tahun 1995, di atas area tanah ini dibangun gedung empat lantai. Salah satu fasilitas yang menempati gedung baru ini adalah ruang Cetya yang sering difungsikan juga sebagai ruang serba guna.

Kemudian pada tahun 2010,

Sekolah Tri Ratna membebaskan lagi tanah seluas 168 m2 dan pada 1 Desember 2010 dimulai pembangunan gedung ekstensi 5 lantai di atas tanah ini. Gedung ini digunakan untuk memberikan kenyamanan belajar serta  penambahan fasilitas berupa sarana prasarana belajar bagi siswa seperti ruang kelas, lapangan olahraga, kantin, tempat parkir dan ruang serbaguna. Pada tahun ajaran 2011-2012 gedung ini sudah mulai digunakan untuk kegiatan sekolah dan kegiatan belajar mengajar di semua unit dimulai pada pagi hari.

11.JPG

Foto Pembina, Yayasan dan Pengurus sekolah pada acara peresmian pembangunan gedung Ekstensi, 1 Desember 2010.

gedung baru.jpg

Pembangunan gedung ekstensi, 22 Februari 2011.

Peresmian Gedung.jpg

Foto bersama Pengurus , Pembina, dan Pengawas Yayasan, 26 Mei 2021.

---

"Jika sejarah menjadi guru kebijaksanaan, 

maka tokoh sejarahlah yang memberikan keteladanan."

---

Asset_wa.png
bottom of page