Berhadapan dengan siswa di kelas dengan berbagai sifat dan karakter, membuat pikiran menjadi penuh. Bila menghadapi siswa yang sudah baik perilakunya, kita bahagia, tetapi ketika menghadapi siswa yang bandel, pikiran menjadi gusar. Di setiap kelas memang unik anak-anaknya, ada saja siswa yang memiliki perilaku unik yang membuat pusing gurunya. Belum lagi tuntutan kerjaan lain sebagai guru seperti administrasi, koreksi, persiapan pelajaran dan lain-lain dalam profesionalisme pekerjaan. Ditambah masalah kehidupan pribadinya, membuat pikiran guru menjadi penuh dan siap meledak.
Perlu adanya "rest area" untuk membuat pikiran menjadi jernih, rileks, segar, dan positif. Perlu adanya latihan supaya membuat pikiran dan hati lebih terkendali, emosi stabil, hati yang damai, bahagia, dan peduli lingkungan sekitar. Perlu adanya kegiatan yang memperlambat lajunya pikiran yang serba cepat untuk lebih melambat, lebih dalam, penuh makna, dan mengembalikan pancaindra dan pikiran ke masa kini, di sini dan saat ini, agar tercipta kebahagiaan.
Terkait dengan hal ini, Sekolah Tri Ratna berkomitmen untuk memberikan vitamin hati dan pikiran, memberikan pelatihan agar para guru dan karyawan memiliki pikiran dan hati yang lebih terkendali, rileks, segar, pikiran positif, emosi stabil, hati yang damai, bahagia, dan peduli lingkungan sekitar, yaitu dengan mengadakan Retret Hidup Berkesadaran. Kegiatan ini dibimbing oleh Biku Nyanabhadra dan Biku Bhadraprana yang berpengalaman dalam pelatihan meditasi. Retret tahun ini dilaksanakan pada tanggal 23-26 Oktober 2019 di Pondok Sadhana Amitayus, Bogor.
Menurut Biku Nyanabhadra, latihan kesadaran (mindfulness/sadar penuh) sangat ampuh untuk mengendalikan diri, mengendalikan emosi. Pikiran dan jasmani menjadi rileks, pikiran jernih, mengurangi stres, menunjang kesehatan dan yang penting adalah kebahagiaan. Latihan intinya sebenarnya adalah mengembalikan pikiran untuk kembali ke masa kini (present moment), saat ini, dan di sini. Praktiknya sangat sederhana, melibatkan perhatian dan pikiran kita pada napas masuk napas keluar, perhatian ketika makan, berjalan, duduk bersila, menyanyi, bahkan bekerja. Dengan menyatukan pikiran, jasmani dan lingkungan, rasa syukur, maka kebahagiaan, pikiran positif akan muncul. Happiness is really so simple.
Menurut Bapak Arif, guru Matematika, dengan menarik napas dalam, breathing in breating out, kita menjadi lebih tenang menghadapi siswa yang bandel. Senada dengan Ibu Suryani, guru kimia, mengatakan dirinya lebih bisa sabar dan memahami orang lain dan diri sendiri, lebih beryukur, bahagia. Hal yang sama diungkapkan Ibu Ance, bisa lebih sabar menghadapi anak-anak dengan breathing in breathing out. Ketika ditanya teknik meditasi apa yang menyenangkan, mereka bertiga kompak menjawab makan berkesadaran. Ketiga guru tersebut merupakan guru yang baru pertama kali mengikuti retret hidup berkesadaran, dan mereka memberi kesan yang menyenangkan tentang kegiatan ini.
Sebagai sekolah yang menerapkan pilar mindfulness/kesadaran dalam sendi pendidikannya, Sekolah Tri Ratna rutin memberikan pelatihan kepada seluruh elemen di sekolah, baik guru, karyawan, siswa, dan orang tua. Mindfulness penting untuk membangun karakter, seperti self control (pengendalian diri), compassion (cinta kasih universal), environmental & social care (kepedulian). Harapannya, praktik kesadaran ini dapat diterapkan secara paripurna untuk membentuk karakter positif di segala lini.
Comments